Pertanyaan perlu atau tidaknya anak bayi dibendong pun hingga kini masih suka diajukan para calon ibu atau ibu kepada dokter kandungan atau dokter anak.
Anggapan itu ditolak tegas-tegas dan dinilai justru akan membahayakan pertumbuhan tulang bayi.
"Saya jelas-jelas tidak setuju bayi dibedong. Bayangkan berapa jam bayi kita harus dibedong, kakinya harus diluruskan," ujar dokter kandungan DR. dr. Ali Sungkar SpOG dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (9/6/2012).
Kata dokter yang sehari-hari berpraktek di RSCM dan RS Ibu dan Anak Brawijaya ini, banyak sendi-sendi pada kaki bayi yang harus digerakkan agar tidak kaku dan mengalami pertumbuhan.
"Ada gerakan besar, tanda-tanda bayi aktif," sambungnya.
Senada dengan dokter Ali, dokter spesialis anak, dokter Rinawati Rohsiswatmo pun berpendapat, upaya bedong atau membalut badan dan kaki bayi dengan kain yang sangat rapat adalah upaya yang salah.
"Ini bukan posisi biologis bayi dalam kandungan. Dalam rahim posisi kaki bayi justru menekuk, begitu juga dengan kedua tangannya. (Bedong) itu menyalahi kodrat," jelasnya.
Mengutip hasil penelitian seorang orthopedi anak yang dilakukan di Jepang, Rina menjelaskan, bedong yang dilakukan terhadap bayi justru mengakibatkan kerusakan parah pada tulang bayi.
"Panggul bayi keluar dari bonggolnya, jadi anaknya malah nggak bisa berjalan. Yang terjadi bukan bengkok," katanya.
Namun demikian, bedong masih bisa dilakukan untuk memberikan rasa hangat tanpa harus perlu meluruskan kaki bayi dengan sengaja apalagi merapatkannya dengan kain."Biarkan kaki bayi bergerak sesuka mereka," pungkasnya.