December 31, 2011

Rasa Sayang Sayange (Children Song)

lagu rasa sayang sayange ini adalah lagu tradisional yang asli milik Indonesia, namun sayang ada negara tetangga yang mengaku dan mengklain bahwa lagu rasa sayange ini milik negara mereka.
dan di dalam video ini saya sengaja mengambil video yang telah diklaim oleh negara tetangga, dilihat dari segi lirik lagunya untuk saya sendiri itu cukup aneh, kara ada beberapa kata yang kurang dimengerti seperti kata-kata “Jolokkan”?? hmmmh..itu maksudnya apa ya??
namun dari segi visual vodeo ini lumayan cukup menarik hati anak-anak karena berbentuk animasi yang cukup lucu.
Rasa Sayange atau Rasa Sayang-Sayange adalah lagu daerah yang berasal dari Maluku, Indonesia. Lagu ini merupakan lagu daerah yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat Maluku.

Jika didengarkan, lagu ini layaknya seperti sajak atau pantun yang bersahutan. Oleh karenanya banyak versi dari lagu ini karena liriknya dapat dibuat sendiri sesuai maksud dan tujuan dari lagu tersebut.
Namun dari liriknya tetap diawali oleh kalimat Rasa sayange rasa sayang sayange, Eeee lihat dari jauh rasa sayang sayange dan diakhir lagu ini liriknya selalu diakhiri dengan kalimat Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi… Kalau ada umurku panjang, boleh kita berjumpa lagi.

Kontroversi

Lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan Oktober 2007. Sementara Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago) Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu “Rasa Sayange” adalah milik Indonesia karena ia merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia itu adalah salah.[2Gubernur melihat bukti otentik bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Maluku, dan setelah bukti tersebut terkumpul, akan diberikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak bisa membuktikan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat Indonesia. Bagaimanapun, bukti tersebut akhirnya ditemukan. ‘Rasa Sayange’ diketahui direkam pertama kali di perusahaan rekaman Lokananta Solo 1962. Pada tanggal 11 November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim, mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia . Namun, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Malaysia menyebutkan bahwa mereka mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik bersama, antara Indonesia dan Malaysia
Tentang bukti rekaman “Rasa Sayange”, bukti lagu tersebut direkam oleh Lokananta, Solo, Indonesia pada tahun 1962 dalam piringan hitam Gramophone  Rekaman master dari piringan ini masih disimpan oleh Perum PNRI Cabang Surakarta yang dahulunya adalah PN Lokananta. Ini dikenal sebagai rekaman pertama terhadap lagu ini. Piringan hitam tersebut didistribusikan sebagai souvenir kepada partisipan Asian Games ke 4 tahun 1962 di Jakarta, dan lagu “Rasa Sayange” adalah salah satu lagu rakyat Indonesia di piringan tersebut, bersama dengan lagu etnis lain Indonesia seperti Sorak-sorak Bergembira, O Ina ni Keke, dan Sengko Dainang.
Lagu ini juga pernah dinyanyikan dalam Bahasa Hindi oleh Mohd Rafi dan Lata Mengeshkar dalam film Singapore 1960 yang diperan oleh Shammi Kapoor dan Padmini. Lagu ini juga ditayangkan dalam film Insulinde, film yang menggambarkan Hindia Belanda tahun 1937 – 1940.

"Rasa Sayang-Sayange" Bukan Lagu Malaysia 

Mantan Deputi Perdana Menteri Anwar Ibrahim secara jenaka mengakui, lagu Rasa Sayang-Sayange bukan lagu rakyat asli Malaysia.
“Awalnya waktu kecil saya kira itu lagu kami. Tapi, setelah saya agak matang sedikit, saya baru sadar.,” ujar Anwar Ibrahim ketika ditanya mengenai hal tersebut di sela-sela kuliah umumnya yang berjudul, Can Asia Survive from Global Economic Crisis: A Challenge Towards Asia Renaissance di Auditorium Pusat Studi Jepang Kampus UI Depok, Jumat (5/12).
Hal ini disambut gelak tawa oleh peserta acara. Menurut Ketua Partai Oposisi Malaysia tersebut, klaim sejumlah lagu rakyat Indonesia oleh Malaysia, merupakan bentuk arogansi pemerintah Malaysia. “Janganlah sampai nationalistic gila seperti itu. Keangkuhan ini harus dihentikan.” katanya.
Anwar mengakui, lagu-lagu rakyat Indonesia seperti Bengawan Solo memang sudah populer di Negeri Jiran tersebut sejak dia masih kecil. “Bahkan, lagu Kali Ciliwung sudah sering dinyanyikan oleh ibu saya ketika saya masih kecil,” ujarnya. Sebelumnya, klaim lagu rakyat ini oleh Malaysia sempat memperenggang hubungan masyarakat Indonesia dan Malaysia.(kompas)


Artikel Lainnya: