Remaja Perokok Terbesar Ada di Indonesia |
Seorang teman apakabardunia, Nurdi Anto, mengirim video "Sex, Lies & Cigarettes': Vanguard Sneak Peek (Indonesia Subtitle-Full) " yang menggambarkan betapa perilaku merokok telah merusak remaja Indonesia.
Lihat videonya berikut:
Saat hari tanpa tembakau sedunia 31 mei kemarin, indonesiaindonesiamenurunkan laporan yang sangat mengejutkan: negara ini menempati urutan teratas! dengan jumlah perokok remaja terbanyak di dunia.
Data dari dinas kesehatan menyebutkan sebanyak 45 juta jiwa anak-anak menjadi perokok pasif di rumah dan sebanyak 4.280 jiwa meninggal per tahun akibat rokok. Data ini menjadi bukti betapa rokok juga menyebabkan banyaknya kasus kematian anak-anak dan remaja, sehingga mereka harus dilindungi dari asap rokok dan rokok itu sendiri.
Dan, Kompas memuat pecandu rokok usia remaja di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Berdasar survei Universitas Udayana tahun 2011, sebanyak 34,5 persen remaja Denpasar saja, saat ini menjadi perokok aktif.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita menyadari bahaya rokok, terutama bagi anak-anak dan remaja.
Nah, mengapa saya menulis judul artikel ini sebagai 'polemik' ? Bukankah sudah banyak bukti bahaya rokok bagi kesehatan?
Sejak beberapa tahun lalu -- dan masih hingga kini -- terjadi perdebatan yang kian menghangat antara pemerhati tembakau dan gerakan anti rokok.
Sebabnya didorong oleh semakin sulitnya industri rokok lokal bersaing karena semakin merambahnya perusahaan asing melakukan infiltrasi ke dalam industri tembakau dalam negeri.
Komunitaskretek.or.id menerbitkan laporan: Tahun 2005, 98% saham PT HM Sampoerna Tbk diakuisisi Philip Morris. Menyusul tahun 2009, 85% saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk diakuisisi British American Tobacco (BAT) dan tahun 2011, 60% saham PT Trisakti Purwosari Makmur,produsen rokok kretek lokal, oleh KT&G Corporation,produsen rokok terbesar di Korea Selatan.
Pemerintah seringkali bersemangat mengundang investor asing sehingga semakin panjang daftar industri kretek nasional yang berpindah ke tangan asing. Apalagi, kretek merupakan produk asli Indonesia.
Berbagai kemudahan yang dituntut mereka, seperti menuntut pembebasan pajak, pengendalian buruh dan,kemudahan mengimpor bahan baku tembakau. Di sisi lain, ratusan industri kecil kretek gulung tikar karena kenaikan cukai.
Petani tembakau/poskota.co.id
Nah, inilah yang menjadi penyebab perlawanan pemerhati tembakau negeri kita. Dan, ada hubungannya dengan video di atas.
Memang benar, rokok menimbulkan mudharat lebih besar ketimbang manfaat secara kesehatan. Namun, kita pun patut berhati-hati dengan gerakan media luar negeri yang selalu memojokkan negeri ini berkait tembakau.
Pertanyaan yang harus diajukan adalah: Apakah gerakan tersebut murni paparan demi kesehatan manusia, atau... ada kartel industri rokok luar negeri berperan di dalamnya agar industri tembakau lokal semakin terjepit.
Efek negatifnya ketika kita menghancurkan industri tembakau lokal, maka perusahaan asing semakin mencengkeram kuat di bumi nusantara ini. Siapa yang dirugikan? Tentu kita. Belum lagi jutaan petani tembakau dan pekerja di pabrik tembakau lokal semakin banyak yang gulung tikar karena 'permainan' orang luar tersebut.
Satu hal yang menggelitik adalah slogan "hari tanpa tembakau". Mengapa tidak "hari tanpa rokok" ? Seolah ada indikasi slogan tersebut cara-cara lembaga swadaya masyarakat yang dibiayai pihak asing untuk menjatuhkan tembakau Indonesia.
Sebagai referensi, klik link tambahan ini untuk lebih memahami permasalahan tembakau di Indonesia:
melawan-dengan-kerendahan-hati
Bagaimanapun, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada kawan Nurdi Anto yang telah mengingatkan kita kembali bahaya rokok, terutama bagi anak dan remaja. Sudah saatnya kita berperan aktif melindungi anak dan remaja dari bahaya asap rokok, dan rokok itu sendiri.