March 27, 2012

Konversi Air (Bersih) menjadi Bahan Bakar?

Konversi Air (Bersih) menjadi Bahan Bakar- Rencana kenaikan harga BBM yang akhir-akhir ini sedang di kumandangkan oleh Menteri ESDM dan di rapatkan oleh Anggota dewan, tampaknya kini mendapat respon keras dari kalangan masyarakat. Banyak yang menolak tentang wacana ini. Padahal bahan bakar minyak merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi harga bahan pokok lainnya. Di berbagai daerah pun, para Mahasiswa menyampaikan aspirasinya dengan cara berdemo.

Untuk menyiasati kenaikan harga BBM yang akan segera teralisasi, kini sudah banyak terobosan untuk bahan bakar alternatif pengganti BBM. Bahan bakar air lah salah satu alternatifnya. Dengan adanya bahan bakar air, diharap dapat membantu mengurangi polusi.

Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2) yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Keadaan ini diperparah dengan pola hidup sebagian besar masyarakat Indonesia yang masih mengandalkan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) sebagai penunjang aktifitas sehari-hari. Penggunaan BBM yang tak semestinya tetapi dilakukan, akhirnya negara harus menanggung beban dari perbuatan tersebut dan terciptanya polusi udara yang tak dapat dikendalikan.

Mobil berbahan bakar air adalah mobil hipotesis yang menggunakan air sebagai bahan bakar atau mengubah air menjadi sumber tenaga, tanpa asupan energi jenis lainnya. Sayangnya, mobil berbahan bakar air belum di produksi secara masal.

Sebaliknya, mobil berbahan bakar air konon mengambil energi dari air itu sendiri, yang menjadi landasan dari mesin yang berputar terus-menerus . Mobil-mobil berbahan bakar air telah disebutkan dalam buku-buku sejarah, surat-surat kabar, dan majalah-majalah sains populer, dan dalam legenda-legenda urban sejak masa 1800-an. Banyak cerita yang menggambarkan mesin-mesin yang dijalankan menggunakan air, dan gagasan ini diberangus oleh perusahaan-perusahaan minyak besar serta produsen-produsen mobil untuk melindungi keuntungan mereka. Banyak klaim akan sumber tenaga berbahan bakar air (water-fuelled power source) yang dimanfaatkan untuk memperoleh uang dari investor-investor yang mudah tertipu.

Pemanfaatan Air sebagai bahan bakar alternatif sangatlah tepat. Karena di bumi kita di kelilingi oleh air. Dan jika alat konversi air menjadi bahan bakar telah terealisasi, maka bisa saja kita semua akan beralih ke bahan bakar air. Selain itu jika kita kehabisan bahan bakar, kita tidak perlu mendorong motor kita hingga SPBU. Tinggal saja kita meminta air kepada orang sekitar.

Selain itu harga air lebih murah dari pada BBM. Jika BBM menimbulkan berbagai dampak baik lingkungan maupun kesehatan. Bisa jadi bahan bakar air ini tidak terlalu berdampak langsung bagi lingkungan maupun kesehatan.

Konverter Kit untuk Bahan Bakar Air.

> Karburator elektrolitik Garrett


Henry Garrett dari Dallas, Texas konon mendemonstrasikan suatu mobil berbahan bakar air, yang dilaporkan pada 8 September 1935 di surat kabar Dallas Morning News. Mobil itu menghasilkan hidrogen melalui elektrolisis sebagaimana yang bisa dilihat dengan mempelajari paten milik Garret, yang diterbitkan pada tahun itu juga. Paten ini mencakup gambar yang memperlihatkan karburator yang serupa dengan karburator berpelampung biasa tetapi dengan pelat elektrolisis di bagian bawahnya, dan di tempat yang terdapat pelampung untuk menjaga tinggi air.

Paten Garrett gagal mengidentifikasikan sumber energi baru, jadi energi dari aki mobilnya mungkin digunakan untuk mengelektrolisis air menjadi hidrogen, yang kemudian dibakar. Hidrogen dapat diperoleh dari air melalui elektrolisis dengan efisiensi sebesar 50 - 70%. Pembakaran hidrogen akan diubah menjadi energi kinetik putaran oleh motor dengan efisiensi sebesar 25 - 30%. Oleh sebab itu, hanya 10 - 15% energi yang diambil dari aki untuk elektrolisis yang bisa digunakan untuk mengisi ulang akinya walaupun mobilnya tak bergerak. Walaupun mobil ini bisa berjalan sebentar, tak lama kemudian akinya akan habis hingga elektrolisisnya terhenti dan mobilnya pun akan berhenti. Akan jauh lebih efisien jika akinya hanya digunakan untuk menjalankan motor listrik, sebagaimana yang sekarang ini diterapkan oleh mobil-mobil bertenaga baterai. Namun, mobil seperti ini baterainya harus diisi ulang.

> Eco Power Booster.

Alat buatan Mahasiswa Universitas Nasional(UNAS) Jakarta ini di klaim mampu hemat bahan bakar hingga 50 persen.

“Solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dilakukan dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar atau HHO Generator ini kami sebut Eco Power Booster. Eco artinya ekonomis dan efisien. Sedangkan Power Booster artinya dapat memacu kecepatan kendaraan,” ungkap Dekan FTS UNAS, Ir. Ajat Sudrajat, MT, di Jakarta.

Eco Power Booster mampu mengurangi konsumsi bahan bakar, sehingga membuat jarak tempuh per liter BBM semakin besar, dengan penghematan antara 20-70 persen.

“Misalnya, biasanya untuk satu liter bensin bisa mencapai 10 kilometer. Dengan alat ini kendaraan bisa menempuh hingga 20 kilometer,” jelas Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy Arifin.

Selain itu, Eco Power Booster juga dapat meminimalkan emisi gas buang (gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi lingkungan hingga 50 persen. Hal ini menjadikannya ramah lingkungan. Performa kendaraan bermotor juga meningkat dan mampu menurunkan suhu kerja mesin dan menurunkan panas yang terpapar ke udara.

Eddy menambahkan, dalam temuan ini memang tidak sepenuhnya bahan bakar yang digunakan berasal dari air. Namun, penggunaan air dalam Eco Power Booster, membantu mengurangi penggunaan BBM. Prinsip untuk mengembangkan air sebagai energi adalah dengan mengubahnya menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yaitu hidrogen (H) dan oksigen (O). Elektrolisis air menjadi prinsip dasar untuk mengubah air menjadi senyawa-senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi lainnya. Teknologi Eco Power Booster lebih unggul dari teknologi sejenis lainnya karena tidak panas meski dinyalakan selama 24 jam.

Kelebihan dan kekurangan

Bahan Bakar Minyak(BBM)


Kelebihan:
- Kebutuhan primer setiap individu.
- Penggerak roda kehidupan.

Kekurangan:
- Diperkirakan, sumber Bahan Bakar Minyak akan habis sekitar 20 tahun mendatang.
- Emisi dari gas buang dapat merusak kesehatan.
- Kontributor utama pemanasan global.
- Harus menempuh antrian panjang jika terjadi isu kenaikan harga.

Bahan Bakar Air
Kelebihan:
- Dengan penggunaan Eco Power Booster dapat meminimalkan emisi gas buang (gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi lingkungan hingga 50 persen.
- Air merupakan Sumber Daya Alam yang tidak pernah habis.

Kekurangan:
- Eco Power Booster belum diproduksi secara masal.


Sumber


Artikel Lainnya: