Cara Agar Tidak Diremehkan Oleh Orang Lain - Pergi tak ganjil, datang tak genap. Itu adalah peribahasa yang
tepat untuk menggambarkan seseorang yang kehadirannya tidak
diperhitungkan sama sekali. Dimasa kanak-kanak, kita punya teman yang
sering disebut sebagai ’anak bawang’. Dikala kita sudah dewasa, kita
mengenal orang-orang yang sering disebut sebagai si ’nobody’. Siapa sih
elo? Ada atau tidaknya elo, gak ngaruh; tahu gak seeeh. Jika Anda yang
dianggap sebagai si ’nobody’ itu, bagaimana perasaan Anda?
Setiap
orang mendambakan pengakuan orang lain atas keberadaan dirinya. Wajar
jika merasa tidak nyaman ketika diremehkan oleh orang lain. Namun, kita
tidak berhak memaksa orang lain untuk mengakui keberadaan diri kita,
meskipun kita sangat menginginkannya. Kalau mereka menghargai kita,
maka hal itu hendaknya dilakukan secara suka rela. Bukan karena kita
menuntut mereka melakukannya. Sekalipun demikian, kita perlu menyadari
bahwa sikap mereka tentu memiliki latar belakang. Artinya, kita perlu
memahami alasan mengapa mereka meremehkan kita. Karena boleh jadi,
justru diri kitalah yang menjadi penyebabnya. Bagi Anda yang tertarik
menemani saya belajar memperbaiki diri agar tidak diremehkan oleh orang
lain, saya ajak memulainya dengan mempraktekkan 5 prinsip Natural Intellligence berikut ini:
1. Kenakan pakaian yang baik.
Bukan yang bagus. Tapi yang baik. Beberapa hari lalu, teman saya
mengatakan jika dia risih pergi bersama temannya. Alasannya, pakaiannya
asal-asalan. Cara kita berpakaian merupakan isyarat bagaimana kita
ingin diperlakukan. Jika pakaian kita robek disana-sini, maka sangat
sulit untuk mengharapkan orang lain menghargai kita. Bahkan, kalau
pakaian kita tidak rapi. Coba saja pakai pakaian yang serba kusut di
kantor, tentu teman Anda tidak akan merasa nyaman bergaul dengan Anda.
Pakaian yang kotor? Juga sama. Banyak karyawan yang memakai ‘pakaian
kemarin’ ke kantornya, lho. Kalau Anda begitu, sebaiknya berubah deh.
Minimal, harus dipastikan bersih dan ‘wangi’nya. Ada juga orang yang
pergi ke kantor dengan mengenakan pakaian yang ‘kurang bahan’. Biasanya
perempuan. Kantor itu beda dengan tempat dugem. Kalau ingin dihargai
teman sekantor secara profesional, maka memastikan pakaian yang
membalut tubuh dengan baik juga penting. Simpanlah pakaian Anda yang
‘agak terbuka’ hanya untuk pesta. Untuk ke kantor, kenakannya hanya
pakaian yang menunjukkan citra profesional Anda.
2. Tunjukkan kemandirian.
Para profesional sangat menghargai kemandirian. Bukan berarti harus
segala sesuatunya dikerjakan sendiri, melainkan bisa mengandalkan
kemampuan sendiri kapan saja diperlukan. Sebaliknya, terlalu bergantung
kepada orang lain sering memposisikan kita pada keadaan yang serba
tidak enak. Apalagi sampai orang lain memegang kendali atas pencapaian
diri kita. Saat mereka mau menyokong kita, semuanya baik-baik saja.
Tapi, saat mereka mengabaikan semuanya seolah serba terhenti.
Kemandirian membantu kita mengurangi sikap meremehkan orang lain pada
diri kita. Lagipula, jika kita bisa mengandalkan diri kita sendiri
untuk melakukan hal-hal yang penting, mengapa kita harus sedih ketika
orang lain mengabaikan kita? Bahkan, ketika kita mampu menunjukkan
kemandirian dihadapan mereka, justru mereka akan belajar untuk lebih
menghargai keberadaan diri kita.
3. Perlihatkan kestabilan emosi.
Jangan pernah menunjukkan emosi negatif ketika Anda merasa diremehkan
oleh orang lain. Wajah sedih Anda akan semakin menggoda mereka untuk
lebih meremehkan lagi. Santai saja. Katakan kepada diri Anda
sendiri;”tidak ada seorang pun yang bisa merusak perasaan hati saya,”
maka Anda akan tahu bahwa perlakukan meremehkan mereka tidak akan
pernah bisa mempengaruhi perasaan Anda. Semua tindakan orang lain hanya
akan berpengaruh kepada perasaan Anda, jika dan hanya jika Anda
mengijinkannya menyakiti Anda. Jika Anda memilih untuk mengabaikannya,
maka perasaan kecewa itu akan hilang dengan sendirinya. Lebih dari itu,
kestabilan diri Anda mengirim pesan yang tegas bahwa apapun yang
mereka lakukan ‘tidak ada pengaruhnya’ pada Anda. Hal ini akan membuat
mereka ‘kapok’ meremehkan Anda. Bahkan, boleh jadi dalam hati mereka
mengakui ‘kematangan’ emosi Anda. Hal itu bisa menjadi benih rasa
hormat mereka kepada Anda.
4. Tingkatkan kemampuan kerja.
Tidak ada orang yang sanggup meremehkan orang-orang yang memiliki
kemampuan kerja yang tinggi, teman-teman. Karena mereka yang
berkemampuan tinggi bukan sekedar merupakan aset besar bagi perusahaan,
melainkan juga bagi pertemanan, dan kerjasama. Apalagi jika kemampuan
Anda lebih tinggi dari orang lain, mereka bakal menaruh respek pada
Anda. Seseorang yang baru saya kenal gemar sekali menyerobot tempat
saya, bahkan kalau perlu ‘menyingkirkan’ saya dari tempat dimana saya
berada. Giliran unjuk kemampuan pun tiba. Sejak pertama kali dia
melihat kemampuan saya, sikapnya sudah mulai berubah. Ketika saya
mendapatkan penilaian yang jauh melampui dirinya, dia sudah benar-benar
berubah. Ketika saya mendapatkan prestasi paling tinggi dalam
komunitas baru itu, segala sesuatunya seolah berubah 180 derajat. Hal
itu semakin menambah kesadaran saya, bahwa seseorang dihargai karena
kemampuannya yang tinggi. Sudahkah Anda memiliki kemampuan kerja yang
tinggi? Jika belum, ini saat yang tepat untuk meningkatkannya, bukan?
5. Lakukan tindakan yang berguna bagi mereka.
Manusia diciptakan Tuhan untuk saling melayani. Maka ketika Anda
berhasil memberikan pelayanan terbaik kepada orang-orang disekitar Anda,
peluang Anda untuk mendapatkan pengakuan dari mereka menjadi semakin
besar. Sungguh, selama Anda bisa berkontribusi kepada orang lain;
kehadiran Anda akan selalu menjadi berkah bagi mereka. Apalagi jika Anda
bisa memberikan pelayanan istimewa yang jarang bisa dilakukan oleh
orang lain. Tidak mungkin mereka meremehkan Anda. Intinya; lakukan
sesuatu yang berguna bagi mereka. “Nama saya Dadang,” itu yang saya
lakukan saat memperkenalkan diri. Sama sekali tidak ada respon yang
bermakna. Segala sesuatunya berjalan seolah kehadiran saya tidak
memiliki arti sama sekali. “Anda siapa?” katanya saat bertemu lagi
beberapa jam kemudian. “Dadang Kadarusman,” saya bilang. Wajahnya mulai
berubah; “Apakah Anda orang yang bla bla bla itu?” lanjutnya. Saya
mengiyakan. Setelah itu, beliau memeluk saya dan mengucapkan terimakasih
berkali-kali. “Untuk apa?” saya bertanya. Untuk sesuatu yang tanpa
saya sadari sudah saya lakukan selama ini. Rupanya, hal itu memberi
arti bagi hidup beliau. So, lakukan sesuatu untuk orang lain
teman-teman. Maka Anda tidak akan pernah diremehkan.
Memang,
sudah menjadi sifat manusia untuk menganggap ‘biasa’ hal-hal yang
sudah menjadi rutinitas dalam hidupnya. Misalnya, kita tidak merasakan
pentingnya kehadiran seseorang sebelum kita kehilangan orang itu. Saat
dia pergi, barulah kita menyadari jika kehadirannya selama ini sangat
penting sekali. Hal itu tidak selalu merupakan pertanda buruk. Justru
sebaliknya, bisa menjadi pendorong bagi kita untuk terus belajar
meningkatkan diri agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Segala
perlakukan orang lain kepada kita bisa menjadi cermin tentang diri kita.
Sikap kita. Perilaku kita. Penampilan kita. Keterampilan kerja kita.
Kestabilan emosi kita. Juga, kontribusi yang bisa kita berikan kepada
mereka. Jika semuanya itu belum baik, wajar kalau orang lain meremehkan
kita. Makanya, mari kita belajar untuk memperbaiki diri dan
berkontribusi lebih banyak lagi. Lalu, biarkan energy alam semesta
menyempurnakan dampaknya bagi kehidupan Anda.
GO |